Succes story

PROFIL: LOUIS TENDEAN
Maestro Kegagalan

Karena kegagalan adalah sukses yang tertunda, maka teruslah melakukan. Jangan pernah berhenti ketika merasa gagal.

Louis TendeanIngin jadi networker sukses? Ternyata rumusannya sangat mudah, tidak nyelimet seperti dalam bayangan. Tak percaya? Dengar saja, anjuran networker terkaya di Tanah Air ini, Louis Tendean. " Lakukan saja prosesnya terus menerus," tandas Louis, yang dijuluki "si bocah ajaib" ini. Nah, bila dalam prosesnya itu menemui kegagalan, jangan pernah berhenti. Apalagi menjatuhkan "talak tiga". Alasannya, seperti kata orang bijak, kegagalan adalah kesuksesan yang tertunda. Itu artinya, bila ingin sukses, sering seringlah mengalami kegagalan. Maka, penolakan, pelecehan, tidak usah dipikirkan. Telan bulat-bulat. Cari prospek yang benar-benar antusias.

"Kita boleh berhenti, kalau akhir dari kegagalan itu kematian. Tapi, kalau kegagalan adalah kesuksesan yang tertunda, kok bingung amat sih dengan kegagalan. Terus saja bertindak," tuturnya, seraya mengingatkan tentang hukum rata rata. Artinya, semakin banyak melakukan, semakin besar kans yang diperoleh. "Lho, kalau kita diam saja, apa bisa jadi kaya? Apa bisa prospek bergabung," tuturnya.

Louis Tendean & Fei FeiSebuah contoh digulirkan. Suami dari Ferawaty Hartono ini menyebut Thomas Alva Edison yang tidak pernah berhenti mencoba menemukan lampu pijar. Dia mengalami kegagalan 9.999 kali. Makanya, ketika akan melakukan yang ke 10 ribu, seorang wartawan bertanya, "Apakah Tuan ingin gagal ke 10 ribu kalinya?"

Edison menjawab dengan percaya diri. "Saya belum pernah gagal dalam sesuatu hal. Cuma, saya belurn menemukan cara efektif yang bukan sekadar menemukan lampu pijar," jelas Edison seraya menyebut orang gagal, lantaran tidak sadar betapa dekatnya mereka dengan sukses ketika mereka menyerah.

Petuah Louis itu, bukan sekadar teori. Apalagi isapan jempol belaka. Sebab, ayah dua anak ini, pernah terpuruk dalarn kehidupan, menyusul rumah keluarganya terbakar habis. Tak satupun harta yang dapat diamankan, kecuali pakaian yang melekat di badan. Sampai sampai, seperti penuturan istrinya, celana dalarn pun dipinjamkan tetangga.

Demi mengubah hidup, lelaki kelahiran 6 Oktober 1974 ini, melakoni usaha apa saja, termasuk berkubang di network marketing. Tercatat, selama periode 1993 2000, namanya menjadi networker di beberapa perusahaan network marketing. Sayang, sernua kandas di tengah jalan. Ada yang bubar, pemiliknya meninggal dunia, bangkrut karena krisis moneter dan sebagainya. Walau sempat trauma, dianggap sebagai bagian dari masa lalu, tapi tidak membutakan hati dan matanya terhadap bisnis ini. Buktinya, meski sempat menolak beberapa kali, bungsu dari lima bersaudara ini mau diajak bergabung oleh Trisulo dengan nomer urut bukan orang pertama.

Bahkan, ketika memulai Tianshi, 2001 lalu, pelecehan dan penolakan pun datang bertubi tubi. Maklumlah, perusahaan asal Cina. itu. masih minim dengan kesaksian maupun mereka yang sukses. Brosurnya saja masih foto copi, menggunakan bahasa Cina. "Bayangkan, betapa beratnya medan kita saat mulai membangun bisnis ini," ungkapnya mengenang.

Hasilnya, teman teman dekatnya selalu menolak. Bahkan, kerap kali mengejek. " Bisnis apaan ini? Kok brosurnya foto copi," tambahnya. Tak hanya itu. Pujiannya tentang Tianshi juga disambut "positif' oleh teman-temannya. Kata mereka, "Lho, yang dulu dulu juga bagus, luar biasa, pokoknya kita bisa sukses. Jadi, sama kan dengan yang ini, apa bedanya?..." Menyerah? Justru Louis makin menggebu. Apalagi setelah ibu kosnya dapat merasakan khasiat dan manfaat produknya. Jadilah, kapan dan di mana pun, Louis bercerita soal Tianshi. Dari mulai produk, marketing plan sampai BMW gratis yang diberikan perusahaan. Belum lagi mengadakan perternuan di hotel, menelepon prospek setiap hari. Itu pun hasilnya tidak siginifikan : yang diundang 10, yang datang hanya dua, lalu yang bergabung satu orang.

Toh itu semua, tidak menyurutkan langkahnya. Apalagi sampai menjatuhkan talak tiga pada Tianshi. Menjelang akhir 2001, peluangannya mulai memperlihatkan titik terang. la mendapat BMW, dilajutkan tahuntahumn berikutnya memperoleh kapal pesiar, pesawat terbang, hingga menggenapinya vila mewah. Majalah Warta Bisnis, edisi Oktober 2003 lalu menempatkannya sebagai networker terkaya di Tanah Air.

Julukan itu, sampai sekarang masih bertahan, mengingat pundi-pundi kekayaannya terus mengalir. Rumah sampai mobil mewah, seperti BMW seri 6, Mercedes Benz SILK 2000, Audi & Jaguar berada di garasi rumahnya di kawasan Resort Dago, Bandung, Jawa Barat. Belum lagi haulnya membangun rumah impian senilai Rp. 12 miliar & membeli pesawat Jet pribadi di tahun 2010. la juga ingin secepatnya menjadi orang pertama Executive Director 2010 di jagad Tianshi Tanah Air dan Asia Pasific.

Rabu, 2009 April 01 Kisah sukses perempuan networker, S2 nya memilih Tianshi

Niat awalnya, setelah menempuh pendidikan strata 1, ia akan melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi. Namun, tiba-tiba temannya menawarkan bisnis MLM, Tianshi. Ia pun tertarik, bergabung dan bergelut di bisnis jaringan Tianshi. Dan setelah dua tahun menjalani bisnis ini, ia akhirnya memperoleh bonus BMW. "Ini kado spesial buat buah kasih tercinta," ujarnya.

Wajahnya tampak terlihat gembira. Tak sedikitpun terlihat keletihan. Padahal saat itu, Rina Primiany, demikian nama wanita ini, sedang mengandung anak pertama dari pernikahannya dengan Muhammad Safri. Harap maklum, Rina sekian diantara perempuan networker Tianshi yang menerima bonus mobil BMW. "Ini merupakan kado spesial buat si buah hati," ujar perempuan asal Makasar, Sulawesi Selatan, dengan sukacita.

Perempuan kelahiran 6 Mei 1979 ini mengaku saat pertama kali menjalankan bisnis Tianshi banyak menemui tantangan dan hambatan. Misalnya, ditolak, dicemooh keluarga, diremehkan teman-teman dan dipandang sebelah mata. Tapi, setelah mendapatkan BMW, "semua terbayar sudah," ucapnya dengan mata berbinar-binar. Paling penting, keputusannya untuk tidak melanjutkan ke jenjang S2, tidak sia-sia. Sebab, pilihannya "berlabuh" di Tianshi, ternyata membuahkan hasil.

"Memang, waktu itu, setelah lulus kuliah,ingin melanjutkan ke S2. Tapi ada teman kuliah menawarkan bisnis Tianshi," kenangnya. Dua pilihan ini dirasakannya sangat sulit. Alasannya, seperti dikatakan Rina, kelak setelah lulus S2 yang digeluti selama 2 tahun, belum menjamin mendapatkan pekerjaan. Justru sebaliknya, Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dengan berbagai alasan, terus saja terdengar dimana-mana.

"Di Tianshi 2 tahun saja bisa mendapatkan masa depan yang lebih bagus," tuturnya. Itulah yang membuatnya memilih Tianshi ketimbang melanjutkan ke jenjang pendidikan S2. Dalam 2 tahun ia menjalani bisnis Tianshi, ia telah mencapai peringkat bintang 8, mengantarkannya meraih bonus mobil BMW. "BMW ini sekaligus merupakan tantangan bagi saya untuk mencetak jaringan agar dapat BMW juga," uangkap Rina, seraya menyebut jumlah jaringannya terbanyak ada di Makasar.

Bersama suaminya yang baru bintang 7, Rina yakin akan banyak dari grupnya akan mendapatkan BMW. Makanya, perempuan berjilbab ini tidak ragu menyandarkan masa depannya di Tianshi. "Sudah banyak bukti dan tidak perlu ragu", jelasnya. Tak hanya itu, dimasa mendatang, Rina memastikan kiprah perempuan di network marketing pun akan semakin bertambah. Sebab berdasarkan pengalamannya selama ini, bisnis ini banyak memberikan kemudahan bagi kaum perempuan.

Sebut saja soal modalnya yang relatif murah. "Lho, ketimbang membuat usaha yang modalnya besar, tak ada salahnya memilih network marketing (bisnis jaringan)," urainya. Nah, karena modalnya murah, resiko yang timbul juga relatif kecil. Belum lagi waktunya yang fleksibel, tidak direpotkan dengan urusan membagi karir dan kodrat selaku ibu rumah tangga. "lagipula produknya dapat digunakan untuk kita dan keluarga," jelas Rina. (AL)

Kisah sukses dokter perempuan yang terjun ke dunia network marketing

Walau profesinya dokter praktek, mereka tidak alergi menggeluti bisnis jaringan, bahkan ada diantaranya yang menggondol BMW.
Buku The New Professionals - The Rice of Network Marketing As The Next Major Profession, ditulis oleh Prof. Dr. Charles King- Seorang akademisi pemerhati network marketing dari University of Illinois - memang tidak keliru. Maklumlah, buku tersebut menyatakan bahwa network marketing tetap menjadi trend dan menarik bagi kalangan profesional. Buktinya, bisnis ini menjadi lahan empuk kalangan profesional dalam mengais rejeki menjadi jutawan. Ada bankir, pengusaha, dosen, dokter dan lain sebagainya.
Yang paling mencolok, kiprah para dokter di bisnis ini. Mereka tak sekedar menjadi konsultan medis, menjadi pebisnisnya (networker), tetapi juga merambah menjadi pemilik. Maklumlah, jika tinjauannya pada produk health food, network marketing memang sangat dekat dengan profesi dokter. Setidaknya, kiprah dokter disini adalah preventif dan promotif, sesuatu hal yang dapat dipelajari oleh kaum awam.
Luar biasanya, walau disibukkan oleh aktivitas profesinya, para dokter pun tak mau menjadi penonton di dunia bisnis jaringan ini. Mereka menunjukkan taji-nya dengan mendulang penghasilan dan prestasi. Contohnya 3 dokter perempuan yang sukses diTianshi: Dr Yanthi Naunghelarta, Dr Yani Laksitawati dan Dr Wien Daryoko. Ketiganya berhasil menggondol BMW dari perusahaan MLM Tianshi.
Bagi Dr Yanthi, BMW itu sulit diperoleh jika hanya mengandalkan profesi selaku dokter praktek. Maklumlah, seperti dikatakan pakar kebebasan finansial dalam bukunya Cahflow Quadrant, penghasilan dokter ditentukan diri sendiri (bekerja untuk uang), bukan uang yang bekerja untuk kita.
Tapi, bukan berarti penghasilan dokter tidak cukup lho. Lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari,” tutur Yanthi, yang memperoleh BMW di Berlin tahun 2002 lalu. Alumnus Universitas Indonesia ini menyebut dirinya tercebur ke network marketing gara-gara produk Tianshi, yang dpaat membantu menormalisir penyakit suaminya yang menderita bronchitis akut.
Soal produk juga dibenarkan oleh Dr Rani. Ia mengakui produk Tianshi merupakan produk Cina yang diambil dari ramuan China kuno dan banyak membantu menormalisir pelbagai penyakit. Sebagai contoh, ia menyebutkan bahwa seorang satpam di dekat rumahnya mengalami kecelakaan, tangannya patah. Saat berobat ke tempat prakteknya, Rani, demikian panggilan akrabnya, memberikan kalsium satu sachet. Eh, esok harinya, satpam tersebut meminta kalsium lagi.
Satpam itu mengaku rasa nyeri ditangannya berangsur-angsur pulih” ungkap Rani. Sejak saat itu, Alumnus Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran, Bandung, Jawa Barat, ini mulai kepincut dengan Tianshi, mengingat produknya berguna bagi banyak orang. Bahkan tak hanya itu, Rani pun menggunakan produknya sebagai alat bantu menyehatkan.
Hasilnya tak sia-sia, Rani dan rekan sejawatnya, Dr wien, berhasil membawa pulang BMW, mengikuti jejak Dr Yanthi. Tak hanya itu, Rani pun menyembul dengan peringkat Silver Lion, peringkat tertinggi yang dicapai buat para dokter yang menggeluti bisnis jaringan di Tianshi. Dr Anita, setelah berjuang tiga tahun, kini memetik hasilya. Ia pun berhasil meraih BMW 3 tahun lalu. “Wah senangnya. Sepertinya rasa capai dan lelah itu hilang,” jelasnya, seraya menilai network marketing itu cocok bagi perempuan, khususnya ibu rumah tangga.
Dari Sun Hope, tercatat nama Andi Sukmawaty Latief. Dokter gigi jebolan Universitas Hasanuddin, Makasar, Sulawesi selatan, ini mencapai peringkat Diamond Director. Ia terjun ke bisnis jaringan ini, tak jauh berbeda dengan dokter perempuan lainnya: gara-gara produk. Jaringannya melebar ke pelbagai daerah, dan termasuk para dokter juga, seperti spesialis anak, jantung dan lain sebagainya.
Jujur saja, apa yang saya peroleh saat ini, melebihi dari gaji saya sebagai pegawai negeri,” tegas Sukmawaty, yang bertugas di bagian administrasi sebuah Puskesmas di Jakarta. Tapi, berdasarkan marketing plan, akumulasi bonusnya dengan peringkat Diamond Director mencapai Rp 270 juta. Ia mengatakan, jika tak menggiurkan, tak mungkin bertahan sampai 9 tahun di network marketing tersebut.
Bagi para dokter perempuan, ada beberapa hal yang diraih di binsis ini. Pertama, menyehatkan dan mensehakterakan masyarakat, baik lewat produk maupun peluang bisnisnya. Kedua, meningkatkan kesejahteraan kesejahteraan keluarga. Sebab, walaupun profesi dokter memiliki income yang lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, namun kebutuhan terus meningkat, termasuk juga soal impian hidup.
Nah, kebetulan bisnis ini menciptakan asset dan passive income“, tegas Yanthi, seraya menyebut ongkos di network marketing relatif murah, sehingga dapat dijadikan “kendaraan” merubah hidup, termasuk bagi para ibu rumah tangga lainnya dalam menata masa depan yang lebih berkualitas.

Kunci Sukses : 95 % Impian, 5 % Teknis –> Succes Story Pak Louis Tandean

Sempat bergabung dengan beberapa perusahaan MLM, Louis Tendean akhimya memilih dan fokus menjalankan bisnis MLM Tianshi. Kini dia tercatat sebagai 2 star diamond gold lion, posisi yang paling tinggi untuk Tianshi di Indonesia.
USIANYA terbilang masih muda, 31 tahun. Tak heran jika semangatnya terlihat masih menggebu-gebu. Apalagi kalau bicara soal MLM yang digelutinya, Tianshi (PT Singa Langit Jaya), Louis Tendean bisa betah berjam-jam menjelaskan bisnis itu kepada lawan bicaranya atau down line-nya yang ingin tahu Tianshi, termasuk soal rahasia suksesnya.
Dengan jenjang posisinya saat ini, 2 star diamond gold lion, bapak satu anak ini bisa menikmati kemewahan yang selama ini banyak didamba orang, seperti rumah mewah, mobil mewah, ataupun berkali-kali berlibur ke negara lain. Hebatnya lagi, jenjang 2 star diamond gold lion adalah posisi tertinggi untuk distributor Tianshi di Indonesia. Asal tahu saja, di posisi diamond gold lion, ada lima bintang yang harus dilalui distributor Tianshi sebelum dia meraih posisi paling puncak: director. “Sebenarnya jenjang saya ini tertinggi di Asia Tenggara. Sedangkan istri saya, Verawati Hartono, justru nomor satu di Indonesia. Dia sudah 1 star diamond gold lion,” jelas pria kelahiran Bandung, 6 Oktober 1974 ini kepada WartaBisnis.
Tentu bukan perkara mudah bagi Louis meraih semuanya itu. Bayangkan, dulu dia hanyalah anak muda yang ingin bekerja sekadar membantu “asap dapur” orang tuanya. Apalagi ketika itu musibah kebakaran menimpa rumah orang tuanya di Bandung. “Kami harus mulai dari nol lagi. Makanya saya harus berpikir cepat bagaimana caranya mencari uang untuk kelangsungan hidup kami. Kebetulan ada ternan yang menawari bisnis MLM, yang katanya mudah dilakukan clan cepat kaya. Maka saya pun bergabung dengan MLM itu,” cerita pria yang sempat kuliah di Jurusan Teknik Industri Universitas Maranatha, Bandung ini.
Lebih dari sarti MLM diikutinya, tapi hampir semuanya berakhir dengan kegagalan, “Ada yang pendirinya meninggal, lalu perusahaan itu bubar. Ada yang dibeli perusahaan lain, terus caranya jadi berubah. Ada yang terimbas krisis moneter dan sebagainya,” ungkap Louis yang setelah itu enggan mencari uang lewat bisnis MLM.
Bungsu dari lima bersaudara ini lalu memutuskan berbisnis konvensional, dari mulai menjual panci, teflon, VCD, sampai HP dengan cara door to door ataupun pameran. Tapi hasilnya tidak seberapa. Malah dia merasa tertekan karena belum mampu memberi yang terbaik buat orang tuanya. Nah, di saar itulah temannya mengenalkan Muhammad Trisulo kepada Louis. Dua orang ini lalu menawarkan dan bergabung ke Tianshi, bisnis MLM asal China yang ketika itu (tahun 2000) baru membuka jaringan di Indonesia. Namun karena merasa trauma dengan MLM yang penah diikutinya, Louis dengan halus menolak ajakan itu.
Tak putus asa, Trisulo sendiri berkali-kali menyambangi Louis ke Bandung. “Berbulan-bulan saya berusaha menghindar dari dia. Ibaratnya saya ini jaim (jaga image, Red). Tapi, pelan-pelan ego saya akhimya runtuh juga sarna bujukan dan persuasi dia. Maka, akhir 2001 masuklah saya ke Tianshi,” papar pria yang kini menetap di Resort Dago Pakar, Bandung. “Awalnya tak serius menjalankan bisnis ini. Tapi bermula dari pengalaman akan produk makanan kesehatan Tianshi yang bagus dan orang-orang yang saya sponsori makin tarnbah semangat, akhimya saya berusaha menjalankan bisnis itu dengan serius,” sambungnya.
Kini hasilnya memang menakjubkan. Down line-nya kini sudah berkembang sampai 500 ribu orang yang tersebar tak hanya Indonesia, tapi juga Malaysia, Singapura, Hong Kong, dan Australia. Penghasilannya? Wow, sudah ratusanjuta rupiah sebulan. Dengan penghasilannya seperti itu, dia kini bisa memiliki beberapa mobil dan hunian mewah, yang sebagian didapatnya dari bonus sebagai distributor sukses di Tianshi. “Di Tianshi, distributor sukses bisa mendapat mobil BMW gratis, selain kapal pesiar dan pesawat (yang kedua terakhir ini dalam bentuk cash money, Red.),” ungkap Louis yang kini sering menunggangi mobil hasil jerih payahnya, BMW 645 ci.
Louis yang grupnya kini punya pusat pelatihan distributor sendiri bemama Unicore, berharap dia bisa meraih posisi puncak sebagai director dalam beberapa waktu mendatang. “Bisnis MLM adalah bisnis jaringan. Makanya, untuk menuju kesuksesan, kami hams bekerja bersama-sama, tak bisa sendiri-sendiri,” tandas pria yang punya moto bisnis MLM 95% adalah impian dan sisanya 5% adalah teknis. Agustman.
Sumber : Majalah Warta Bisnis Bulan Juli 2005

Kisah Sukses

Louis Tendean

Bila diurutkan dari atas ke bawah, posisi Upline-Downline, Maka yang pertama adalah Agus Trilaksono, Rudi M Noer, Trisulo lalu Louis Tendean. Namun Anehnya Louis memiliki peringkat lebih tinggi dibandingkan para Uplinenya. Ya disinilah salah satu kelebihan bisnis Tianshi, siapa yang bekerja lebih keras akan mendapatkan hasil lebih banyak.Orang yang dijuluki si Anak Ajaib ini, di tahun 2003 telah masuk ke dalam daftar 100 Pemasar Terkaya yang diterbitkan Majalah Warta Bisnis Edisi Oktober 2003.
Dalam daftar pemasar yang ditulis Warta Bisnis, disebutkan bahwa hanya dalam waktu kurang dari 2 tahun menjalankan bisnis Tianshi, Louis telah memiliki income di atas Rp.500 Juta perbulan, menyalip para Uplinenya dan menyalip Income tertinggi para Leader CNI dan Amway yang telah menjalankan bisnisnya lebih dari 10 Tahun, serta menyalip income tertinggi para Agen Asuransi dan Broker Properti.

AB. Wijaya
Guru SD Yang Ditawari Kerja

Sayangnya sang ayah tidak sempat merasakan kebahagiaan itu. Sang ayah telah berpulang sebelum anak-anaknya sukses. AB bergabung dengan Tianshi pada Juli 2003 diajak oleh kakaknya, Bram (Alexander Bramanto). Tanpa proses presentasi dan follow up. Kami bicara hanya lewat by phone saja. Karena saat itu pak Bram di Yogyakart. Pak Bram hanya bertanya “kamu mau kaya nggak’? dan saya bilang “ya” kata AB. Menurut AB, dirinya percaya saja apalagi ibunya sudah join. Ajakan menjadi orang kaya sangat menarik bagi AB. Apalagi saat iru AB sedang kesulitan ekonomi, sedang banyak utang dan bosan mengajar di SD. Awalnya motivasi AB hanya sederhana saja ingin tambahan pendapatan Rp. 500 ribu perbulan. Motivasi AB terus berkembang karena melihat upline yang menjadi parameter kesuksesan. Saya membangun bisnis ini karena ingin membahagiakan orang-orang yg saya cintai. Saya juga ingin membuktikan kepada orang yang meremehkan saya. Orang-orang ini yang terus mengejar saya, jika berhenti mereka akan menerkam dan tertawa. Setiap saya down akan terbayang wajah orang-orang tersebut yang membuat saya termotivasi lagi. Ketika dirinya ngotot mengejar bintang 8 hanya ingin membuktikan bahwa hidup ini bisa berubah total.
Kalau dulu saya tinggal dikontrakkan kecil, naik motor. Di bintang 8 saya sudah punya rumah ini dan punya mobil , seiring berjalannya waktu saya buktikan bisa dapat reward dan meraih Bronze Lion.

Asiya
TKW Yang Memperoleh Reward Mercy


Saat ini Asiya tinggal di Malang, Jawa Timur bersama suami dan anaknya. Asiya kembali keHongkong ketika sedang membantu jaringannya, mengembangkan Tianshi. Mereka harus segera pulang dan cepat pension dari pekerjaan mereka saat ini sebagai Tenaga Kerja Wanita (TKW) kata Asiya. Alhamdulillah, luar biasa sekali. Saya tidak bisa membayangkan bisa naik Mercy. Nyaman rasanya, mantap dan tidak ada goyangan sama sekali, kata Asiya ketika menikmati Mercy C230 Sport sebagai Reward Luxury Car dari Tianshi. Sebelum menggeluti bisnis Tianshi, Asiya adalah seorang TKW. Dulu yang namanya TKW dipandang sebelah mata. Kami selalu dianggap lebih rendah, jika lantai itu kotor kami lebih kotor lagi. Bahkan terkadang pakai ditendang segala. Tetapi kami yakin, Allah yang menetapkan derajat manusia. Asiya bergabung dengan Tianshi tahun 2003 dan mulai aktif januari 2004. Awalnya Asiya mengaku belum mendapatkan gambaran sama sekali bagaimana cara menjalankan bisnis ini. Saya memulai bisnis ini dari Hongkong tempat saya jad TKW. Tianshi telah memberikan masa depan yang cerah. Dulu saya ini bukan siapa-siapa. Adalah Ice Sofiatullah yang mengenalkan Tianshi kepada Asiya. Menurut Asiya, Ice bersama ustat Jujun Junaidi telah berjuang keras dalam memotivasi TKW yang ada di Hongkong. Pada saat itu sebelumnya Ice tidak bermaksud berbisnis. Ia hanya mengadakan pengajian rutin yang diadakan oleh majlis taklim. Asiya adalah anggota majelis taklim tsb. Tujuan Asiya ikkut majlis taklim yang berada di bawa konsulat RI itu hanya ingin belajar. Asiya termasuk anggota majlis taklim yang aktif sampai dijuluki sebagai juru kunci mushola. Asiya tidak segan-segan membersihkan kamar mandi dan wc.Jika saya dulu mencabut rumput-rumput musholah, nanti saya akan mencabut rumput surga. Asiya sudah bertekad mengubah nasib. Ice tidak banyak bicara ia hanya mengatakan Asiya harus berhasil dan bisa mengangkat derajat teman-teman dan orang tua.Alhamdulillah, saya menjadi orang pertama yang mengangkat derajat teman-teman TKW. Setelah mengenal Tianshi para TKW sekarang tidak lagi membicarakan apa yang terjadi saat ini ataupun tentang majikan mereka. Mereka lebih banyak bicara mengenai masa depan terutama yang berkaitan dengan pendidikan anak seperti orang-orang bisnis, teman-teman sudah berubah.
Asiya sudah enam tahun di Hongkong Ia bergabung dengan Tianshi setahun sebelum pulang ke Indonesia. Ketika itu belum ada alat bantu dan suppor system
yang mendukung pengembangan bisnis. Menjalankan bisnis Tianshi di Hongkong awalnya memang agak sulit, karena sebagai TKW dilarang menjalankan bisnis. Menurut Asiya TKW tidak boleh memiliki penghasilan selain sebagai TKW. Pernah suatu ketika produk kami di sita polisi Jika ketahuan kami menjalankan bisnis bisa dihukum dan dipulangkan.
Asiya terpaksa membuat home meeting didekat tempat sampah, dipinggir laut atau dikebun.Pertemuan dilakukan dua minggu sekali ketika libur kerja. Pernah suatu saat ada pembelokiran tempat pertemuan dan sempat dikejar polisi. Kami juga pernah mengadakan pertemuan ditengah kebun dalam keadaan hujan sambil berdiri dan memegang micropon. Asiya mengungkapkan bahwa banyak tantangan ketika awal membangun jaringan di Hongkong. Misalnya saja tidak ada tempat pertemuan, kehujanan tidak saling kenal, tidak bisa menitip barang
Pihak pemerintah Hongkong khawatir para TKW membuat organisasi dan memberontak. Padahal saya hanya menjalankan ibadah . Alhamdulillah sekarang sudah lebih baik dan Tianshi di kenal dari China. Kondisi sekarang sudah berbeda sudah ada tempat pertemuan , kantor perwakilan Tianshi di Hongkong juga sudah bisa menerima kami. Polisi juga tidak mengejar-ngejar kami . Asiya masing sering bolak balik Indonesia –Hongkong sekitar empat sampai enam bulan sekali untuk membina jaringan yang ada di Hongkong, Saat ini Asiya mengembangkan jaringan di Indonesia yang dibangun mulai dari keluarga dan saudara-saudara TKW di Indonesia. Mereka harus bisa meningkatkan kondisi ekonomi keluarga.
Meskipun Mercy sudah ditangan, saya belum merasa puas sebelum banyak jaringan saya yang mendapatkan reward. Saya telah membuktikan bahwa perubahan derajat tidak hanya terjadi kepada orang-orang yang berpendidikan tinggi seperti dokter, manager dan pengusaha.

Wailudi
Tukang Ojek Naik Derajat

Wailudi Lamusi adalah salah seorang penerima reward Mercy C230 Sport tahun 2006 di Jakarta. Ia telah membuktikan bisa mengubah taraf hidupnya dari seorang pengojek menjadi seorang Leader. Wailudi pernah bergaji Rp. 700.000-800.000 di sebuah pabrik. Kini pendapatannya mencapai belasan rupiah tiap bulannya.
Waludi Join di Dianshi pada bulan Maret 2003 saat ia tidak memiliki pekerjaan. Untuk memenuhi nafkah keluarganya, Wailudi harus mengojek setiap hari. Ia mengenal Tianshi tanpa sengaja. Saat itu Wailudi sedang bertandang ke rumah teman, Lukman Hakim yang kini menjadi uplinenya. Saat itu Lukman sedang berbincang-bincang tentang marketing plan Tianshi dengan Gembong Pudjianto, (peraih Reward BMW di Malaysia 2005) Disitulah Wailudi tahu bisnis Tianshi. Tidak sulit bagi Wailudi memehami marketing plan, karena ia pernah menggeluti MLM. Bisnis ini memang lumayan. Mensponsori satu orang saja, bisa langsung mendapat Rp. 485 ribu. Kalau saya ngojek, dalam satu bulan belum tentu bisa mengumpulkan uang sebanyak itu. Bisa jadisaya harus ngojek setiap hari baru mendapatkan uang itu.
Wailudi berfikir, “nggak mungkin dalam waktu 30 hari saya tidak bisa merekrut satu orang bintang 3. Keyakinan ini muncul dalam hatinya, apalagi setelah mengikuti Sukses Seminar yang waktu itu menghadirkan Louis Tendean sebagai pembicara. Diseminar tersebut Wailudi bisa melihat orang-orang sukses dengan berbagai latar belakang. Hanya saja waktu itu Wailudi nggak punya uang sebagai modal untuk langsung bergabung bintang 3. Dari mana saya dapat uang sebanyak itu ? Kondisi saya sedang susah saat itu. Saya sudah pinjam kesana-kemari tapi nggak dapat juga. Wailudi terpaksa menjual motornya dengan harta sekitar Rp. 6.400.000,-. 2 jutanya buat join bintang 3 lebihnya buat biaya operasional. Saya targetkan waktu tiga bulan harus sudah bintang 5. Kalau tidak uang yang saya miliki sudah tidak ada lagi. Ternyata target tersebut tidak bisa dipenuhi, inilah masa-masa sulit bagi Wailudi dan keluarganya. Saya harus menggadaikan televisi, baru pada bulan keempat saya berhasil menjadi bintang 5. Wailudi mengawali membangun jaringan dari orang-orang dilingkungannya. Ia menawarkan bisnis ini kepada teman-temannya, terutama mereka yang pernah berkecimpung di MLM. Dari sekian yang ditawari seperti biasa ada yang tertarik dan banyak juga yang mengejek.
Bahkan begitu ada pesawat diudara teman-teman langsung meledek saya: Tuh …. Pesawatnya pak Wailudi !! ini yang sempat membuat saya sakit hati, toh bagi dia ejekan semacam ini justru menjadi pijakan untuk memompa semangat.Suatu ketika saya akan buktikan pada mereka. Mereka bersikap seperti ini kan karena mereka tidak tahu. Mereka tidak pernah dating ke OPP, sementara saya lihat dengan mata kepala saya sendiri bahwa semua ini benar, banyak orang berhasil di bisnis ini.
Dalam perjalanan waktu Wailudi merasa untuk meraih Bronze Lion (BL) ternyata tidaklah sulit. Cukup memiliki dua orang saja yang sama visinya dengan kita. Dan di bisnis ini semua orang bisa menjadi BL. Asalkan mereka tidak berhenti, karena minimal memiliki dua kaki saja.

Louis Tendean
Si Anak Ajaib
 
Impiant terus saja menari-nari dalam benak Louis Tendean . Bahkan, jauh lebih besar, bikin orang terbelalak jika mendenganr impiannya tersebut. Bayangkan saja jika pengusaha sibuk mempertahankan eksistensi usahanya di tengah terpuruknya ekonomi global, maka “si bojah ajaib”, begitu julukan ikon networker Tanah Air ini, ingin punya pesawat jet pribadi, jangan kaget, harga transportasi udara itu bukan recehan ratusan juta, melainkan Rp. 40 miliar. Waktu targetnya 2010 mendatang,
Dari tahun 2001 ia memulai bisnis Tianshi, Ia saat ini ia memiliki Luxuri car dari Tianshi BMW seri 6, Mercedes Benz Silk 2000, ditambah Audi TT yang harganya mendekati 1 miliar, jika ditotal dari mobil saja pundi-pundi kekayaannya saja mendekati Rp. 4 miliar. Angka ini bakal membengkak lagi, bila dihitung dengan rumah impiannya, plus tanah seluas 2000 meter persegi, nilainya sekitar Rp. 20 miliar. Padahal Louis sendiri sudah punya dua rumah di resor Dago Pakar, Bandung Jawa Barat dan kawasan Kelapa Gading, Jakarta Utara. Wajar bila Louis disebut-sebut sebagai networker terkaya di tanah air.
Begitupun dalam soal peringkat. Lous melesat bagaikan busur anak panah. Ia merupakan orang pertama yang mencapai posisi Diamond Gold Lion, melampau para Uplinenya. Ditahun ini peringkat yang saat ini Diamond Gold Lion 3, hampir dipastikan 2008 ini bakal meloncat Diamond Gold Lion 4 (Director Four Diamond). Menyamai uplinnya Trisulo. Di tahun 2010 mendatang, sesuai impiannya punya pesawat jet pribadi, peringkatnya mencapai Diamond Gold Lion 5 (Director Five Diamond), dan peringkat puncak di Tianshi Executive Director. Tinggal satu peringkat Director untuk mencapai Executive Director. Semua pencapaian peringkat tersebut dapat dicapai pada usia Louis sekarang ini 34 tahun. Seorang mantan penjual panci. Mengapa mantan penjual panci dapat meraih kesuksesan yang luar biasa ? itu karena 95% Impian yang dapat mewujudkan semua keberhasilan yang kita inginkan. Bagaiman dengan Anda ?
Apakah anda masih ragu dengan keputusan anda? Semua keberhasilan dan kesuksesan ada ditangan anda.
Itu hanya akan dicapai, bila ia mampu mewujudkan impian teman-teman dijaringannya

Livia Helen
Sukses di usia muda. siapa tidak mau ? Livia Helen telah mendapatkan seluruh penghargaan yang dijanjikan Tianshi. Reward mobil mewah, kapal pesiar, pesawat pribadi, dan vila sudah diraihnya. Sebuah prestasi yang begitu istimewa. Karena baru sebelas orang yang berhasil meraih seluruh reward dari sekitar lebih dari 100 orang yang telah mendapatkan penghargaan Tianshi.
Ini menjadi bukti, bahwa semua impian itu bisa diwujudkan. Mendapatkan semua reward itu sebagai perlambang, bahwa mereka telah mencapai salah satu impiannya.
20 orang yang berada di jaringan nya yang berhasil mendapat reward, mulai dari sepertiga dari seluruh reward yang dibagikan untuk jaringan P Sudah sekitar ak Louis. Jika yang dibagian 30 BMW, 10 dari jaringannya , melihat dari perbandingan perolehan reward dijaringan di banding dengan seluruh reward yang diperoleh dari jaringan Pak Louis . Misalnya dari seluruh reward Tianshi untuk Indonesia 80% dari jaringan Pak. Louis. Selama ini jaringannya selalu mendapatkan sepertiga nya sempat ketinggalan Cuma dapat seperempat tetapi sudah dapat dikejar lagi menjadi sepertiganyanya, total semua penghargaan yang didapat di jaringannya termasuk yang mendapatkan penghargaan paket. Dia menargetkan setiap orang tidak berhenti pada reward BMW saja, karena banyak orang yang berhenti sampai reward BMW saja tidak akan maju-maju.

Menggadaikan Motor Teman
Banyak orang beranggapan bahwa, yang sukses di Tianshi hanya orang-orang tertentu saja yang bermodal besar. Faktanya, ada sosok distributor berasal dari keluarga biasa-biasa saja, bisa berhasil dan sukses di Tianshi.
Beliau adalah Iwan Palu, sosok Iwan Palu (biasa disapa seperti itu) berasal dari keluarga pegawai negeri, sebagai Mahasiwa di salah satu PTS Jogjakarta, beliau sangat berbeda dengan kebanyakan mahasiswa pada umumnya. Untuk berangkat ke kampus saja beliau harus mengayuh sepeda ontel kesayangan, sementara kebanyakan mahasiswa lainnya menggunakan sepeda motor dan mobil.

Ketika memutuskan bergabung di Tianshi, beliau nekat menggadaikan MOTOR TEMAN dan begabung di *3 dengan jaminannya 2 bulan harus diganti. Kadangkala ia harus meminjam sepeda motor kanan-kiri untuk menjalankan bisnis ini.
Keputusan beliau 3 tahun silam tidak sia-sia, kini beliau sudah bisa membuktian kepada diri sendiri dan orang lain, bahwa untuk sukses di Tianshi dibutuhkan lebih dari sekdar uang, melainkan impian dan kerja keras.
Mei 2007 di Cina, semua kerja keras dan perjuangannya akhirnya tiba pada waktunya, reward bergengsi Luxury Car dari Tianshi berhasil di raihnya dan tentu saja bonus fantastis lainnya.
Profil Iwan Palu

Louis Tendean, Ultra Kaya Berpenghasilan Di Atas Rp10 Miliar Sebulan
 
Ultra Kaya ITU, berperingkat Director 4 Diamond Gold Lion Tianshi,
Louis Tendean adalah bukti seorang pelaku bisnis MLM yang sukses di Indonesia. Omzet jaringan yang ia bangun diperkirakan lebih dari Rp50 miliar/bulan. Sekitar 80% kekuatan bisnis Tianshi ada pada jaringan Louis.

“Saya sudah membayar lunas semua kesuksesan ini. Selama 12 tahun saya menggeluti
bisnis MLM.
Jadi, jika ingin sukses ikuti prosesnya dan bertahan di binsis ini,”kata Louis. Apa saja komentar Louis tentang masa depan bisnis MLM, berikut penuturannya kepada Award news di rumahnya di kawasan Resor Dago Pakar Bandung. Apakah MLM menjanjikan? Berdasarkan pengalaman selama ini, saya sangat yakin bisnis MLM sangat menjanjikan. Semua orang dari berbagai macam latar belakang bisa
melakukan. Karena
bisnis MLM tidak memerlukan latar belakang. Berbeda dengan pekerjaan atau bisnis lainnya.
Misalnya kalau ingin melamar pekerjaan harus memiliki latar belakang pendidikan. Karena, gelar kesarjanaan akan menentukan posisi dan pangkat dalam pekerjaan tersebut. Kalau mau berbisnis juga membutuhkan keahlian.
MLM tidak memerlukan modal besar. Kalau pun ada hanya untuk member
dan membeli produk. Kini,
MLM sangat diandalkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.Tinggal butuh kemauan, punya impian, dan mau berusaha, yang penting mau Bagaimana masa depan MLM?
Saat ini di Indonesia, peluang pekerjaan semakin kecil saja. Pengangguran dari tahun ke tahun bertambah banyak. Beberapa waktu yang lalu saya ketemu dengan Maria Ulfah, anggota DPR RI ketika bersama-sama KH Hasyim Muzadi memenuhi undangan Mr Li Jin Yuan ke Tianshi. Beliau mengatakan
bahwa penduduk miskin itu mencapai setengah dari seluruh jumlah penduduk Indonesia. Semakin sempit lapangan pekerjaan, semakin banyak yang menganggur, dan semakin banyak orang miskin.
Saya pernah membaca di majalah SWA, bahwa kenaikan gaji orang bekerja itu setahun hanya 13 %.
Sementara tingkat inflasi juga 13,2%. Jadi orang yang bekerja itu semakin tahun bertambah miskin. Tambah lama menjadi tambah susah. Kenaikkan harga barang lebih cepat dari pada peningkatan penghasilan. Setiap orang harus mencari peluang-Peluang terbesar adalah
MLM, karena selain MLM, membutuhkan modal dan keahlian. Misalnya, jika ingin buka salon harus kursus kecantikan. Mau
buka bengkel, harus punya keterampilan montir. Jika ingin membuka usaha
membutuhkan modal yang tidak sedikit dan harus siap menghadapi persaingan bisnis. Bisnis tersebut memang bias untuk hidup. Tetapi tidak ada jaminan sukses. Era globalisasi juga berdampak terhadap ancaman bisnis di dalam negeri. Mereka masuk dengan membawa modal yang lebih besar dengan keterampilan yang lebih kuat. Jadi, tantangan di depan pebisnis sangat berat.

Bukankah Anda pernah menggeluti bisnis konvensional Saya ini pernah menjadi pedagang. Karena punya akses dan kepercayaan, barangnya gratis. Tetapi kan butuh waktu untuk sebuah kepercayaan yang tidak
semua orang bisa dapatkan. Jadi, saya tidak bermasalah dalam permodalan. Setelah itu, ya harus punya kamauan berdagang. Berani malu di lapangan. Apa bukti
MLM itu mampu mambuat orang berhasil?
Buktinya sudah banyak, termasuk saya sendiri. Dulu pada tahun 2000 di majalah Warta Ekonomi, saya
membaca bahwa profesi termahal dan berpenghasilan terbesar adalah distributor
MLM. Lalu, ketika saya
menjalani bisnis Tianshi sejak tahun 2001, tahun 2003 saya masuk dalam daftar pemasar terkaya versi majalah Warta Bisnis edisi Oktober 2003. Dulu saya baca, sekarang saya merasakan itu. Saya menjadi pemasar terkaya, jadi mau bukti apa lagi. Anda juga menyaksikan sendiri keberhasilan para pebisnis
MLM. Khususnya orang-orang yang ada di jaringan saya, sudah banyak orang yang hidupnya berubah. Dari kehidupan yang miskin dan tidak berpenghasilan menjadi seorang yang memiliki income
puluhan sampai ratusan juta per bulan. Mereka kini merasakan nikmatnya memiliki dan menaiki mobil mewah seperti BMW dan Mercy yang merupakan reward Tianshi.Kalau kita bicara berpenghasilan
tinggi, kita bicara bintang delapan ke atas. Mereka yang berpenghasilan puluhan juta pr bulan. Yang berpenghasilan jutaan lebih banyak lagi Bulan pertama saja orang sudah berpeluang berpenghasilan di atas sejuta per bulan. Sekitar satu sampai dua tahun ke depan, jika mengikuti cara dari sekolah bisnis yang benar di Tianshi yang saya geluti, berpeluang berpenghasilan 40 juta per bulan. Ini adalah potensi penghasilan di bisnis Tianshi. yang bukan omong kosong,karena sudah terbukti.

Kenapa Anda begitu yakin?
Bisnis MLM itu sudah ada sistemnya. Dengan support system MLM akan menghasilkan orang sukses. Support system itu seperti pabrik, memasukkan bahan keluar produk. Bagaimana yakin,karena sudah ada buktinya. Sistem itu membuat lebih pasti, sudah pasti terjadi.itu namanya sistem, 2 x 2 = 4.Jadi, untuk sukses di MLM memang harus didukung sekolah bisnis karena
bisnis ini mengelola ribuan manusia.

Mengapa masih ada yang ragu? Orang yang tidak mau
bisnis MLM ada dua macam. Pertama, tidak percaya perusahaan, kedua tidak percaya sama diri sendiri. Kenapa nggak percaya perusahaan? Karena banyak orang negatif di dunia ini, khususnya di Indonesia. Akibatnya, banyak yang bergabung di MLM tetapi tidak berusaha dengan cara yang benar, akhirnya gagal. Lalu kegagalan tersebut dengan cepat
menyebar. Kedua, tidak percaya diri. Misalnya sudah percaya dengan perusahaan, lalu dalam hati mengatakan, sepertinya saya nggak bisa deh. Ini banyak faktornya,seperti masalah lingkungan, budaya,
dan kebiasaaan. Dari kecil sudah hidup miskin, lingkungan teman-temannya hidup susah. Melihat orangtuanya cari uang susah. Kondisi ini yang membuat orang nggak percaya diri.Makanya kami membangun sekolah untuk mengatasi penyakit seperti itu. Kami ingin mengubah orang pesimis menjadi optimis dalam menghadapi masa depan

Apa yang Anda lakukan untuk mengenalkan bisnis ini? Saya melakukan hal yang sederhana dan mudah. Setiap hari saya berusaha terus mengubah hidup orang. Saya akan memberikan pengaruh positif setiap
hari. Biar saja ada pengaruh negative diluar sana. Nanti tinggal kita adu saja.Karena pengaruh negatif itu tidak bias kita hindari. Jika semakin banyak orang yang berpenghasilan besar, mereka akan menceritakan keberhasilan itu kepada keluarga dan teman-temannya. Bukti akan lebih kuat daripada omong kosong.
Setiap hari kita memberikan buktibukti yang akan mengalahkan paradigm yang keliru tentang
MLM. Mereka nanti akan mengubah paradigma dari negative menjadi positif tentang MLM. Hari itu nantinya akan datang, sudah pasti, karena setiap hari kita malakukan hal hal positif. Gelombang positif tambah lama akan bertambah besar. Seperti bola salju.

Anda setuju dengan julukan anak ajaib atau professor di
MLM? Saya berpengalaman menjalankan bisnis MLM sejak tahun 1993. Waktu itu rumah orangtua saya kebakaran.Beberapa tahun kemudian, papa saya
meninggal. Disitu saya berfikir harus mencari uang sendiri. Saya tidak bias berbisnis yang lain lagi kecuali
MLM. Jadi, saya tidak langsung berhasil. Kalau orang bilang saya adalah anak ajaib atau professor MLM itu salah besar. Karena dari tahun 1993 sampai tahun 2000 belum pernah sukses. Keberhasilan bukan sesuatu yang ajaib,karena harus melalui proses bertahuntahun sehingga bisa seperti sekarang ini. Pada 2001 saya baru menemukan jalan yang sesungguhnya, yakni di Tianshi.Orang kebanyakan hanya melihat
suksesnya. Padahal nggak ada orang sukses tanpa proses gagal. Jadi kalau orang tanya bagaimana cara suksesnya,saya sudah melewati kegagalan. Saya sudah membayar harganya. Sementara banyak orang yang tidak berani melalui prosesnya, mereka tidak berani membayar harganya sehingga akhirnya dia tidak mendapatkan apa-apa.

Apa pesan Anda?
Bisnis MLM itu sudah diakui oleh orang-orang terkenal. Seperti Robert T Kiyosaki, Paul Zane Plitzer, bahkan oleh penguasaha Donald Trump. Negara maju seperti Amerika dan Jepang adalah
negara
MLM terbesar di dunia. Jadi negara maju identik dengan MLM.Di dua negara tersebut sudah banyak orang ultra kaya. Menurut Kiyosaki, ultra kaya itu berpenghasilan di atas Rp10 miliar sebulan. Kalau sudah ada buktibukti keberhasilan MLM, bagaimana mungkin mereka tidak percaya. Kiyosaki
mengatakan bahwa potensi bisnis
MLM itu adalah ultra kaya bukan sekadar kaya saja. Kalau belum ada bukti Kiyosaki tidak akan berbicara seperti ini. Jadi bisnis MLM di Indonesia bukan hanya bicara Rp100 juta atau Rp1 miliar saja, tetapi berpotensi berpenghasilan Rp10 miliar/ bulan. Makanya saya kejar terus
itu ultra kaya.